Pernah nggak sih kamu sudah memulai sesuatu, dulu, dulu sekali, kemudian tiba-tiba entah kenapa berhenti tidak lagi melakukannya. Banyak alasan pastinya yang menjadi faktor, mungkin karena kesibukan, distraksi-distraksi dari pikiran kita sendiri, rencana baru yang nampak lebih menggairahkan. Diatas itu semua, pikirku, penyebab utamanya ada dua hal, yakni kemalasan dan ketidakdisiplinan, disiplin waktu dan disiplin komitmen dalam penuntasan.
Ya, malas menjadi alasan utama untuk setiap dari kita tidak menyelesaikan apa yang dulu pernah kita mulai. Kita yang seharusnya bisa menggunakan waktu untuk melakukan hal yang produktif, tapi rasa-rasanya niat saja tidak cukup, pikiran kita bergejolak, tapi terkadang, bahkan sering sekali, tubuh kita terasa kaku dan berakhir rebahan, scroll sosmed yang tidak ada batas akhirnya, lupa ternyata sudah 3 jam kita rebahan, sampai tidak jarang tenggelam hingga larut malam.
Bertengkar dengan diri sendiri mungkin menjadi rutinitas kita setiap harinya, pikiran dan hati kita menyadari bahwa menghabiskan terlalu banyak waktu diatas kasur empuk dan mengkonsumsi konten di sosmed itu tidak baik, rasanya ingin menjadi produktif, tapi apalah daya, tubuk kita terlalu lemah untuk sekedar beranjak dan memulai langkah pertama. Begitu seterusnya, sampai terkadang kita lupa, bahwa waktu terus berjalan, menggilas semua mimpi yang tidak segera dieksekusi.
Tidak, aku tidak menyalahkan sosial media, ataupun sekedar rebahan. Karena memang mungkin tubuh kita butuh rehat, mengikuti informasi terkini atau bahkan sekedar menghibur diri. Masalahnya, terkadang kita lupa, terlalu nyaman hingga menunda segala hal yang seharusnya bisa kita segera kerjakan. Setidaknya itulah yang aku rasakan, mungkin kamu juga demikian.
Kedua, disiplin, mudah diucapkan, dinasehatkan, setengah mati untuk ditunaikan. Terdapat dua disiplin disini yang ingin aku highlight: disiplin waktu dan disiplin dalam menjaga niat, motivasi dan tindakan.
Mengenai disiplin waktu, terkadang secara sadar kita membenci penunda-nundaan, tapi entah, untuk bisa cekatan kok begitu susahnya ya? Nah begitulah harga yang harus dibayar, terkadang, kalimat motivasipun tidak akan pernah bisa membantu, sebab yang bisa membantu ya diri kita sendiri. Mulai sekarang, bangun kebiasaan baru.
Untuk yang terakhir, aku mencoba memahami satu hal, bahwa menjaga niat dan motivasi juga merupakan tantangan tersendiri. Jika aku ingin mencapai apa yang aku impikan, ya aku harus berkorban. Jika niat dan motivasiku tidak jauh lebih besar dari sebuah hambatan, kemalasan, yang aku tidak akan pernah bisa wujudkan.
Begitulah peraturan-peraturan objektif pahit yang harus kita terima. Bahwa kemalasan dan ketidakdisiplinan adalah musuh kita bersama. Pahit, berat, pedih hari iji pebih baik daripada menyesap dikemudian hari.
Terimakasih sudah membaca. Semangat semuanya.
Post a Comment for "Catatan Pribadi: Disiplin dan Motivasi"