Menjadi manusia itu membingungkan. Kita harus memahami banyak hal, mulai dari hal yang sederhana sampai hal yang sangat rumit. Terkadang, ditengah kebingungan itu, kita tersesat di dalam alur yang entah kemana kita akan bermuara.
Perjalanan ini terlalu liar, kita dihantam dari berbagai sisi oleh pencapaian, keberhasilan, dan seabrek pemikiran tentang definisi kebahagiaan, kesuksesan, kesejahteraan, sampai kesempurnaan. Sering kita lupa, bahwa manusia adalah tempat ketidaksempurnaan itu sendiri, kebahagiaan selalu diiringi kesedihan, kesuksesan dan kesejahteraan juga menyimpan sisi gelapnya, penderitaan dan perjuangan.
Ditempat yang sedikit nyaman, entahlah, aku kembali memikirkan banyak hal, bahwa yang paling membingungkan dari memahami hidup ini adalah memahami diri sendiri. Di depan tablet yang aku beli beberapa bulan lalu, sekiranya waktu menunjukkan segera masuk sahur, aku akan mulai menuliskan banyak hal yang penuh sesak di dalam kepalaku ini.
Dulu, dulu sekali, aku mengerti, kondisi hari ini merupakan hal pernah aku semogakan. Aku bersyukur kepada Tuhan atas semua karunia dan kasih sayangnya. Setelah beberapa batang rokok dan seteguk kopi hitam yang sudah dingin, aku mulai menuangkan segalanya dalam tulisan ini.
Dan, ya, memang inilah tujuan aku membuat blog yang sedang teman-teman baca. Bukan, aku bukannya ingin menjadi sesosok yang ingin terkenal atau apalah itu, ini bukn untuk siapa-siapa, tulisan ini cukup untuk diriku sendiri, dengan catatan-catatan yang akan terus mengalir lembut menemani setiap peluh yang mencoba bertahan untuk setiap mimpi yang disemogakan.
Aku akan memulainya dengan sebuah jurnal ceritaku hari ini. Aku sadar, aku bukanlah seseorang yang sepandai, segesit, sefriendly, seberkecukupan, seberuntung teman-temanku semua, yang mungkin, mereka lebih segalanya dari aku, but it totally doesn’t master for ke, because i just warna be me, myself, dengan segala keterbatasan, ketidaksempurnaan, dan keterlambatan atas semua yang sedang aku usahakan.
Beberapa temanku sudah berangkat untuk lanjut studinya keluar negeri, beberapa juga sudah menyelesaikan master, karier, dan keluarga kecilnya. Sedangkan aku, masih disini-sini saja. Ngomongin pendidikan, ya sedang diusahakan, cuman entah kapan. Karier, ya begini adanya.
Tapi, kalau terus membanding-bandingkan, tidak akan pernah ada habisnya kan. Jadi, meskipun berat, pelan dan penuh keterbatasan, aku selalu percaya bahwa setiap dari kita berharga, memiliki jalan cerita dan proses yang berbeda.
Tetap semangat, jika waktunya sudah tiba, nanti kita bersua.
Post a Comment for "Catatan Kecil: Memahami Si Aku.."