Catatan Kecil: Flying Fox, Nyali dan Ingin Coba Lagi

Kali ini, aku balik lagi ke Jambu Luwuk Resort di Batu ini, yang ternyata punya wahana Flying Fox. Aku sebenarnya suka kegiatan ekstrem, tapi biasanya yang santai-santai aja kayak hiking. Jalur start Fling Fox ini ada di samping restoran, dan awalnya temanku bilang mau ikut, tapi eh dia malah tidur pulas. Ya sudah, aku ganti baju, ambil kamera, sambil iseng foto-foto sebelum naik sendirian. Sendiri sih udah biasa buatku, nggak masalah. Tapi pas udah siap meluncur, baru sadar, kaki ini gemetar juga—ternyata nggak sesantai kelihatannya!

Saat tubuhku meluncur, gravitasi menarikku dengan penuh debar, tanpa ampun. Rasanya seperti dilemparkan langsung ke tangan takdir, terbang, jatuh, melayang dan bebas, semuanya terjadi sekaligus. Kakiku gemetar, bukan karena lemah, tapi karena seluruh diriku sedang bergulat dengan sensasi antara ketakutan dan kegembiraan. Aku teringat pada cinta pertama yang menyakitkan, tapi tetap kurindukan. Mencintainya, yang tak mencintaiku, persis seperti ini. Kau tahu kau akan terluka, tapi tetap saja kau loncat.

Jarak 200 meter itu terlihat begitu jauh. Jalurnya tajam, seperti harapan yang runtuh terlalu cepat, meninggalkan jejak perasaan yang sulit dijelaskan. Tapi ada momen ketika aku berhenti berpikir dan mulai menikmati permainan. Bukankah hidup seperti ini juga? Kita takut melangkah, takut terluka, tapi di tengah jalan, ada tawa kecil yang mengingatkan: Hei, kau masih hidup! Aku menutup mata sejenak, lalu berteriak. Bahwa ternyata tidak semenakutkan yang aku pikirkan. 

Ketika akhirnya kakiku menyentuh tanah, gemetarnya belum hilang, tapi ada rasa bangga yang menyelinap seperti seorang teman yang berkata, "Lihat, kau berhasil." Barangkali ini cara hidup menertawakanku, membuatku gemetar dulu, baru kemudian memberiku pelajaran. Aku tertawa kecil, setengah lega, setengah menertawakan diriku sendiri yang tadi begitu ragu.

Mungkin aku akan mencari pengalaman lain setelah ini. Bungee jumping? Paralayang? Siapa tahu. Flying Fox ini seperti pintu gerbang kecil ke dunia yang penuh tantangan besar. Seperti sebuah hubungan yang dimulai dari tatapan biasa, lalu tiba-tiba kau terjerumus dalam cinta yang mengubah segalanya. Kadang, keberanian bukan tentang tidak takut, tapi tentang melangkah meski takut.

Ah, tapi kalau harus memilih, aku lebih suka jatuh dari ketinggian flying fox ini daripada jatuh cinta pada seseorang yang tidak membalas perasaanku lagi. Setidaknya, Fling Fox memberiku akhir yang jelas, dari meluncur, gemetar, hingga berdiri tegak lagi. Sedangkan cinta sepihak? Ah, itu seperti meluncur tanpa tahu kapan kau akan menyentuh tanah.


Catatan Arifin
Catatan Arifin One boy with many interests. Casual reader and content writer who takes photos of his travel. He loves everything about books, feelings, stories, movies and historical pieces.

Post a Comment for "Catatan Kecil: Flying Fox, Nyali dan Ingin Coba Lagi"